Jumat, 28 Maret 2008

Aku vs saya

Aneh... saya sendiri tidak tahu darimana asalnya. Mengapa bisa terjadi? Sejak kapan perasaan ini muncul? Bagaimana hal ini bisa terjadi? Siapa yang mempengaruhi sehingga bisa terjadi? Hanya tahu dan merasakan apa yang terjadi... itu saja. Selain itu masih menjadi misteri, masih dalam tanda tanya. Masih memerlukan jawaban.

Saya merasakan kurang nyaman menulis kata ’aku.’ Bahkan bisa saya katakan tidak nyaman. Saya lebih nyaman menulis kata ’saya’ dibanding menulis ’aku.’ Setiap mau menulis kata ’aku’, tiba-tiba, entah datang darimana, entah dari siapa, entah bagaimana, hati saya mengatakan ’aku’ sebagai kesombongan. Kecongkakan. Memegahkan diri. Sehingga, bila dalam pikiran saya menyuruh menulis kata ’aku’ dan saya tulis kata ’aku’... tidak lama kemudian, hati saya berkata. SOMBONG! CONGKAK! Dan, hati saya menyarankan saya mengantinya dengan kata ’saya.’

Pernah suatu ketika saya terlanjur menulis kata ’aku’, kemudian hati saya berkata, ”Ganti dengan kata saya. Aku itu sombong. Congkak. Ayo, segera ganti.” Dan ketika saya mau menggantinya, gantian pikiran saya berkata, ”Menulis kata ’aku’ bukan berarti sombong. Itu hanya menunjukkan sebagai kata ganti dirimu. Itu hanya bentuk kamu menunjukkan jati dirimu. Itu juga bentuk bahwa dirimu percaya diri. Bukan sebuah kesombongan. Bukan sebuah tindakan congkak. Jadi, tenang saja, tidak usah kamu ganti.”

Mana yang benar? Aku atau saya? Pikiranku atau hati saya? Sampai saat saya menulis ini, saya masih mencari jawaban. Bukan dari kata orang lain. Tetapi dari jawaban dalam diri. Antara si aku dengan si saya.

Meski membuat saya kurang nyaman, tapi biarlah saya jalani, nikmati, meski saya belum memahami saat menjalani. Saya yakin, suatu saat akan saya temui jawaban. Bertemu solusi dan rekonsiliasi (akur?) antara si aku dengan si saya...

Kendalisodo, 26 Maret 2008
22.29 Wib

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Aku dan Saya tidak ada bedanya mas Lilik. Itu seperti halnya dengan tangan kanan dan tangan kiri. Apakah tangan kanan lebih baik dari tangan kiri sehingga orang tua mengajarkan anaknya selalu menggunakan tangan kanannya daripada tangan kirinya? Menurut saya pribadi, Tidak...Kedua tangan sama baiknya.
Jadi, Aku dan Saya tidak ada yg melambangkan sifat sombong dari dalam diri kita. Aku dan saya sama-sama mencerminkan diri kita yg sebenarnya. Tinggal lebih enak memakai yg mana, aku atau saya, tangan kanan atau tangan kiri. Tuhan menciptakan segala sesuatu itu baik, tinggal pemahaman manusianya saja kok :)

salam,
afra

R. Lilik Siswanto mengatakan...

Fra, terima kasih untuk masukkannya...

SELAMAT DATANG

[blog ini berisi tulisan, karya, dan pemaknaan terhadap perjalanan hidup saya]

Yang telah terbit:..

 

brankas coretan:..


Buku Tamu:


Free shoutbox @ ShoutMix

Jumlah Pengunjung

Powered By Blogger