Jumat, 28 Maret 2008

Obrolan Jas dengan Roh

Manusia terdiri dari: tubuh jasmani dan rohani. Lahir dan batin. Perlukah mereka berkomukasi satu sama lain? Seperti yang terjadi di bawah ini.

”Hai, Jas (panggilan tubuh jasmani) hari ini kita mau kemana?” tanya (tubuh) Rohani.
”Em... bagaimana kalau kita ke pasar. Persedian beras, dan sayur mayur sudah menipis lho,” jawab si Jasmani.
”Tapi jangan lupa beli buku ya. Saya membutuhkan makanan baru juga lho,” timpal Rohani.
”Tapi... uang kita terbatas. Ini mungkin hanya cukup untuk beli beras dan sedikit sayur saja.”
”Wah... ya jangan egois gitu dong. Masak kamu cuma pikir dirimu, bagaimana dengan aku?” protes Rohani.
”Ya, enggaklah... kamu kan masih bisa makan buku-buku yang di rumah. Kitab suci juga belum selesai dibaca. Belum katam (?). Atau dengerin kaset motivasi yang kita beli dua bulan lalu. Juga bisa kan?”
”Lagi-lagi makanan basi... Itu-itu lagi.” Muka Rohani berubah kisut. ’Besengut.’
”Oke deh... bulan depan aku janji belikan kamu buku baru. Suwer! Janji,” hibur Jasmani.
”Bener... janji?”
”Janji,” timpal Jasmani menyakinkan sambil tangan kanannya di angkat. Dengan dua jari, telunjuk dan jari tengah, berdiri tegak.
”Oke deh... DEAL,” balas Rohani.
Jasmani tersenyum puas. Rohani membalasnya.

* * *

Tengah malam. Saatnya bagi Jasmani untuk tidur. Setelah berdoa, ia menitipkan pesan buat Rohani.
”Roh, tolong besok saya dibangunkan jam 4 pagi ya.”
”Mau ngapain sih, koq pagi amat. Nggak seperti biasanya. Paling pagi jam 5,” sahut Rohani.
”Mau nyeselaikan tulisan untuk buku yang sudah ditunggu penerbit itu lho.”
”O... itu ya, oke! Siap! Selamat istirahat ya...”
”Makasih ya, jaga diriku saat tidur ya. Dan tolong kirimkan mimpi indah ya. Usahakan ketemu sama Agnes Monika, gitu lho,” goda Jasmani.
”Huh... maunya. Sudah tidur, soal ngimpi gampang.”
”Iya... gampang-gampang, tapi jangan kayak mimpi hari Senin lalu dong. Masak ngimpi dikejar-kejar sama Mpok Indun... Hiiii, ngeri kan,” rayu Jasmani.
”Oke deh... saya siapin dulu cd mimpinya ya.”
”Sip deh... nah gitu dong!”
”Mau adegan apaan sama si Agnes Monika?”
”Mau apa ya? Apa ya enaknya?”
”O... ini, saya tahu.”
”Apa itu?” tanya Jasmani penasaran.
”Lagi.... lagi... kamu lagi jadi pembantunya.”
”! * - ?”
Puas, puas, puas. Demikian batin Rohani. Membayangkan logat dan cara Tukul Arwana mengatakannya.


Bagaimana dengan Anda? Apakah sudah terbiasa melatih komunikasi antara tubuh jasmani Anda dengan tubuh rohani Anda? Sudahkan terjalin hubungan mesra antar keduanya? Atau seimbangkah nutrisi bagi keduanya atau masih berat sebelah? Hingga membuat salah satunya iri. Ingat kawan, segala sesuatu butuh keseimbangan. Ingat manusia tidak hidup oleh roti saja, tetapi juga Sabda-Sabda Tuhan. Bukan hanya nasi, tetapi juga nutrisi bergizi tinggi dari Sang Pencipta Bumi.

Kendalisodo, 26 Maret 2008
23.36 Wib

2 komentar:

Asih Winarto mengatakan...

kalau yang ini juga oke, pak. Bisa ndak pak diterbitkan di buletin pustaka.

R. Lilik Siswanto mengatakan...

Salam hangat,

Maaf Pak Win, baru bisa balas.
Saya sudah lama tidak "menjenguk" internet.

Silakan dimuat, dengan senang hati saya mengijinkan.
tapi, mohon diberi "embel-embel" alamat blog saya.

Tur suwun.

Salam,

Lilik

SELAMAT DATANG

[blog ini berisi tulisan, karya, dan pemaknaan terhadap perjalanan hidup saya]

Yang telah terbit:..

 

brankas coretan:..


Buku Tamu:


Free shoutbox @ ShoutMix

Jumlah Pengunjung

Powered By Blogger