Senin, 03 Desember 2007

“Mau ujian ya?”

R. Lilik Siswanto *

Pikiran Anda adalah perangkat untuk kemiskinan atau kemakmuran
(Randy Gage)

Sejak tiga tahun yang lalu, saya memiliki sebuah kebiasaan baru, membaca buku. Saya merasakan banyak manfaat dari kebiasaan tersebut. Awalnya memang terasa tidak nyaman. Malas bahkan terasa membosankan. Semula, untuk membaca, saya hanya meluangkan waktu sekitar lima belas menit sehari, namun lama kelamaan menjadi setengah jam, dan akhirnya menjadi minimal satu jam.
Untuk urusan tempat membaca, seringkali tidak mengenal tempat, yang penting memungkinkan untuk membaca. Kadang di bengkel ketika menunggu motor yang sedang diservis, kadang pula saat menunggu anak saya yang sedang sekolah di TK. Tetapi tempat paling favorit saya untuk membaca adalah di wc, saat buang air besar. Kadang-kadang sampai lupa waktu, karena terlalu asyik membaca.
Saya pernah mengalami pengalaman menarik, karena kebiasaan membaca buku yang saya lakukan. Kala itu saat saya sedang menjemput anak saya, Kezia yang masih sekolah di TK. Karena masih sekitar setengah jam, sambil menunggunya pulang, saya gunakan waktu untuk membaca sebuah buku. Saat saya lagi menikmati bacaan, tiba-tiba ada seseorang yang menegur saya.
“Wah… mau ujian ya?” tanya orang itu. Saya mengalihkan pandangan ke orang itu. Dia membalas dengan senyuman. Saya tahu dia bermaksud meledek saya. Mengapa saya berpendapat demikian? Karena orang tersebut sebenarnya sudah tahu bahwa saya sudah lulus kuliah, jadi tidak ada ujian.
Saya menutup buku, sambil menaruh pembatas buku di halaman yang baru saja saya baca. “Kamu, suka membaca nggak?” balik saya tanya.
“Tidak!” jawabnya singkat.
“Mengapa Kamu tidak suka membaca buku?”
“Malas…”
“Saya dulu juga seperti Kamu, tidak suka membaca buku. Saya juga malas. Tetapi sejak saya tahu bahwa dengan membaca buku, saya bisa memperoleh uang, saya jadi ketagihan, “ sahut saya, “ Kamu sudah tahu belum? Membaca bisa mendatangkan uang.”
“Belum… apa bisa?” tanyanya penasaran.
“Sangat bisa, kalau Kamu tahu caranya,” kata saya lantas tersenyum, “Kalau Kamu tahu bahwa dengan membaca bisa menghasilkan uang, Kamu mau nggak membaca setiap hari tidak?”
“Wah… dengan senang hati. Kalau begitu tolong dong saya dikasih tahu caranya?”
“Oke, saya akan memberitahu kamu bagaimana cara menghasilkan uang dari membaca, tapi ada satu syaratnya…”
“Apapun syaratnya akan saya lakukan,” sahutnya mantap.
“Kamu tahu kan, tidak ada yang gratis di dunia ini. Apalagi sebuah ilmu atau cara menghasilkan uang. Pasti ada harga yang mesti dibayar untuk mendapatkannya…”
“Berapa saya harus membayarmu?”
“Tidak dengan uang…”
“Lalu dengan apa?”
Saya tidak langsung menjawabnya. Saya hanya mengeluarkan sebuah buku saku. Buku yang saya tulis beberapa bulan lalu yang menjadi buku best seller yang berjudul Menjadi Kaya bersama BannerStore.
“Kamu tidak perlu membayarku dengan uang, tetapi cukup dengan membaca buku,” balas saya, “Ini saya pinjami Kamu sebuah buku. Baca dengan seksama, sambil coba Kamu cari bagaimana caranya agar Kamu bisa mengetahui cara mendapatkan uang dengan jalan membaca buku ini. Gimana? Deal?”
Orang itu menganguk lalu menerima buku yang saya pegang.
“Ingat… sebelum Kamu membaca, tolong tanyakan ke dalam dirimu, bagaimana caranya bisa menghasilkan uang dari membaca buku ini. Oke?”
Kembali ia menggangguk, sambil ia melangkah menghampiri putrinya yang baru saja keluar kelas.

Selang dua hari kemudian, kami bertemu lagi. Ketika menjemput anak kami yang sama-sama masih duduk di bangku TK kecil. Bapak dua anak tersebut menghampiri saya sambil memberikan buku Menjadi Kaya bersama BannerStore.
“Sudah ketemu belum caranya?” tanya saya membuka percakapan.
“Belum,” sahutnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Sudah Kamu baca sampai selesai kan buku ini?” Dia menggangguk. “Lalu… apa yang Kamu dapatkan dengan membaca buku Menjadi Kaya bersama BannerStore?”
“Sebuah informasi… lebih tepatnya informasi yang mengupas penawaran peluang menjadi member supermarket BannerStore.”
“Lalu?” sahut saya heran.
“Ya… hanya itu yang saya peroleh.”
“Jadi setelah membaca buku itu, Kamu juga belum tahu mengubah informasi tersebut menjadi uang?”
“Belum,” serobotnya ringkas.
“Tapi Kamu masih mau kan, tahu caranya menghasilkan uang lewat membaca?”
“Tentu. Apa lagi yang perlu saya perbuat?” tanyanya berharap.
Saya terdiam. Saya berpikir sejenak.
“Begini saja,” jawab saya,”Sekarang ini saya sedang menulis buku Read and Grow Rich. Membaca dan Menjadi Kaya. Isinya berupa langkah-langkah praktis bagaimana mengubah kebiasaan membaca menjadi sumber penghasilan. Nanti setelah buku tersebut terbit, Kamu bisa beli dan mendapatkan cara menghasilkan uang dari membaca. Bagaimana?”
“Oke, saya tunggu khabar dari Kamu.”
Saya mengangguk. Tidak lama kemudian anak saya, Kezia menghampiri saya. Dan saya berpisah dengan teman saya tersebut.
Saya masih berbicara dalam hati “Seandainya semua orang mengetahui cara menghasilkan uang lewat membaca buku, saya yakin mereka akan ketagihan membaca buku.” Mengapa kebanyakan orang tidak suka membaca? Bagaimana menurut Anda?

* R. Lilik Siswanto adalah penulis buku best seller Menjadi Kaya bersama BannerStore. Buku yang dalam empat bulan mengalami cetak ulang empat kali dan telah terjual 23.000 eksemplar lebih. Awal bulan Desember ini, ia baru saja me-launching buku kedua berjudul Daya Tarik BannerStore. Dan saat ini, ia sedang menulis dan menyiapkan beberapa buku a.l: 143 Pesan Kunci Robert T. Kiyosaki, Read and Grow Rich dan Business Revolution.

Tidak ada komentar:

SELAMAT DATANG

[blog ini berisi tulisan, karya, dan pemaknaan terhadap perjalanan hidup saya]

Yang telah terbit:..

 

brankas coretan:..


Buku Tamu:


Free shoutbox @ ShoutMix

Jumlah Pengunjung

Powered By Blogger