Rabu, 05 Desember 2007

Impianku, apakah juga impianmu?

Saya ‘kesal’. Saya ‘geregeten’. Saya ‘marah’.
Mengapa?
Karena dimana-mana, di negeri ini, dipenuhi produk dari luar negeri!
Motor dari bangsa lain. Mobil dari luar negeri. Tipi dari apalagi. Kulkas ya juga, produk anak bangsa lain. AC juga ikut-ikutan. E…e…e… sampai-sampai komik juga dari kreasi anak negeri seberang!
“Emang, orang Indonesia tidak bisa membuat komik bagus apa?”
“Emang kagak ade anak bangsa ini bikin buku bagus?”
“Apa emang kita harus ngimpor terus produk-produk dari luar negeri? Termasuk ‘hanya’ komikpun juga harus impor!”
“Emang, hanya orang luar negeri yang bisa bikin buku bestseller?”
“Emang, hanya mereka yang bisa ngekspor buku bestseller?”
“Emang, anak negeri tidak ada yang bisa ngeskpor hasil karyanya berupa buku?”
“Kapan gantian toko-toko buku di Jepang, Eropa, Amerika, dipenuhi buku-buku karya anak negeri ini?”
“Emang, hanya mereka yang bisa ‘nyedot’ rupiah ke negeri mereka lewat komik, Novel, buku yang laku keras di Indonesia?Emang, kita kagak bisa ape nyedot Dollar, Uero, Yen, untuk ditarik ke sini lewat buku karya anak negeri ini yang gantian laris manis di negeri mereka?”

‘Segerombol’
pertanyaan itu tiba-tiba menyeruak di dalam batinku, saat menyaksikan sebuah rak berisi buku di sebuah minimarket yang dipenuhi komik-komik impor!
Saya ‘kesal’, ‘gregetan’, ‘marah’ bukan pada bangsa lain, yang bisa membuat, mengekspor bahkan menguasai pasar negeri ini, tetapi pada diri sendiri, mengapa kondisi ini terus terjadi.
Membiarkan bangsa ini menjadi bangsa yang konsumtif.
Menjadi bangsa yang lebih bangga dengan produk luar negeri dibanding produk anak bangsa sendiri. Sehingga terlihat lebih gagah, kalau bisa pakai, beli, dan baca produk luar negeri. Sehingga komik dan novelpun dikuasai oleh produk bangsa lain. Jadi jangan hanya menyalahkan bangsa lain yang tiba-tiba mereka mengklaim produk, budaya milik bangsa ini menjadi milik mereka. Mungkin, karena selama ini, kita tertidur, kita malu, tidak bangga dengan produk, budaya sendiri, sehingga bangsa lain lebih bangga dan mau mengakui sebagai miliknya. Tempe sudah pindah hak paten, reog Ponorogo juga, lagu Rasa Sayange, batik? lalu apalagi? Dan apakah akan kita biarkan ini terjadi? Terus-menerus…
Mereka salah telah mengeklaim ‘harta kita’ menjadi harta mereka, tetapi apakah tidak dengan kita? Mengapa ini bisa terjadi?

“Hai, Lilik, apa yang telah kau perbuat bagi negeri ini? Tuh Kamu lihat! Di bidang internet marketing, ada Anne Ahira, anak negeri ini yang telah diakui dunia. Lalu, bagaimana di dunia tulis-menulis? Katanya, Kamu suka nulis? Siapa yang ingin mengharumkan Indonesia di mata dunia?”

“Siapa yang ingin menulis buku bestseller bukan hanya dikenal di Indonesia, tetapi merambah setiap Negara di dunia?”
“Hai…Siapa (penulis) yang ingin bukunya juga mengeruk Dollar, Yen, Uero, Ringgit, dan mata uang negera lain dalam jumlah besar?”
“Andakah?”
“Atau orang lain?”
“Maukah Anda ikut membantu mencari dan menjadi jawaban pergolakan batin saya ini?”
“Katakan: saya mau, saya bangga dengan Indonesia, dan saya ingin membuatmu bangga telah ‘melahirkan’ aku di negeri ini!”
“Saya ingin… penulis Indonesia mengekspor buku-buku mereka ke segala penjuru bumi. Mereka bisa gantian mengeruk Dollar, Uero, Yen, dll. Dan saya ingin, salah satu di antara mereka itu adalah SAYA. Itulah impian saya. Saya ingin mengharumkan nama bangsa Indonesia, lewat menulis buku! Maukah Anda menjadi bagian gerakan ini? Agar bangsa ini, suatu saat tidak lagi dikenal sebagai bangsa yang jago korupsi, polusi, konsumtif, tapi dikenal sebagai satu bangsa jujur, bersih, kreatif, produktif…”
“Kalau Anda dan saya percaya, semua itu akan terjadi. Sebab, siapa lagi yang akan percaya dan peduli pada bangsa ini, kalau bukan Anda dan saya?”


Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!

2 komentar:

Cempluk Story mengatakan...

tanya kenapa ??!@ sebenar nya masiha ada daya saing kok produk indonesia di mata dunia..pas kapan hari ortu balik dari haji, eh..beliau malah ngasih oleh2 made in indonesia..hehehe

Anonim mengatakan...

To Cempluk:
Nah... itu tuh sikap yang perlu dikembangkan dan disebarluaskan...
kalau bukan kita yang cinta pada negeri ini... siapa lagi? Benar kan Pluk?

SELAMAT DATANG

[blog ini berisi tulisan, karya, dan pemaknaan terhadap perjalanan hidup saya]

Yang telah terbit:..

 

brankas coretan:..


Buku Tamu:


Free shoutbox @ ShoutMix

Jumlah Pengunjung

Powered By Blogger