Senin, 04 Februari 2008

Diskus imajinasi dengan Pak Ef


“Anda perlu membangun Personal Branding,” kata Pak Effendi, penulis buku Branding You with Your Smile.
“Apa itu?” sahut saya kilat.
“Citra dirimu di mata orang lain,” timpal Pak Effendi menjelaskan.
“Pak, ada penjelasan yang lebih mudah saya pahami nggak?”
“Merek, merek. Merek diri”
“O… apa seperti nama saya gitu: R. Lilik Siswanto?”
“Ya… itu salah satunya”.
“Salah satunya? Berarti ada yang lain. Apa itu?”
“Ya… lebih spesifik lagi. Coba kamu pikirkan, apa kamu inginkan orang lain lihat dan tertanam ke benak mereka tentang kamu”
“Emmm…,”
saya hanya bergumam. Saya merenung, ‘Apa ya?’ Saya coba mencari jawaban, tetapi belum juga ketemu. “Pak Ef, apa sih pentingnya merek pribadi tersebut?” tanya saya memecah kebekuan dan sambil mengalihkan pertanyaannya yang belum bisa saya jawab.
“Karena Personal Branding memiliki daya pikat yang magis dan sangat menentukan bagi suksesnya seseorang menjalin relasi dengan orang lain. Apabila Anda mampu mem-branding diri Anda dengan ritual yang baik, maka respon relasi/ publik Anda akan terkesima. Apabila Anda mampu menciptakan Personal Brand yang baik, maka dengan sendirinya relasi potensial Anda akan datang kepada Anda.” [1]
“Ooo… gitu ya Pak! Kalau demikian apa berarti merek bisa menjadi semacam magnet untuk menarik orang lain.”
Pak Effendi tidak bergeming, hanya menatap dengan sorot mata yang tajam. Saya mencoba menebak-nebak maksud Beliau.
Kembali saya merenung…
Pak Effendi masih diam.
“Pak, tadi Anda mengatakan bahwa nama seseorang adalah salah satu merek. Bagaimana kalau nama seseorang ternyata banyak kembarannya. Seperti nama panggilan saya: Lilik, nah ternyata panggilan itu ternyata nama pasaran. Ada banyak orang di dunia ini yang memiliki nama dan dipanggil dengan satu kata: Lilik. Kalau seperti itu, bagaimana dong?” Saya bertanya untuk memecah kebisuan yang terjadi.
“Makanya tadi saya kan mengatakan nama adalah salah satu merek, makanya Anda memerlukan sesuatu yang lebih spesifik sehingga saat orang lain mendengar namamu langsung ingat dan tahu bahwa itu adalah kamu,” jawabnya menjelaskan dan menegaskan.
“Bisa tidak kalau embel-embel di belakangnya itu profesi, usaha, atau ciri-ciri khusus lainnya. Misal saya gunakan tahi lalat besar yang hinggap di hidung saya.”
Pak Effendi mengangguk-angguk. Melihat reaksi tersebut, membuat saya merasa senang.
“Tetapi, mungkin tidak kalau Lilik, Lilik yang lain juga memiliki profesi, usaha dan ciri-ciri yang sama dengan kamu?”
“Iya… ya Pak. Wah… itu mungkin, bahkan sangat mungkin. Lilik-Lilik yang di luar sana berprofesi menjadi seorang penulis, MLMers, dan juga punya tahi lalat gede di hidung. Bagaimana nih?”
sahut saya sambil memegang kening.
“Berarti kamu perlu membangun merek yang lebih spesifik lagi.”
“Apa lagi ya? Merek tentang diri saya yang spesifik dan saya inginkan.”
“Coba kamu cari deh… pasti ketemu...”
Saya mengangguk.
Pak Effendi tersenyum, sebuah senyum yang sangat khas.
“Pak, bagaimana dengan senyum? Bapak menulis buku berjudul: Branding You with Your Smile. Apa manfaatnya senyuman bagi merek diri saya dan orang lain? Bagaimana sebuah senyum dikatakan ideal? Apa saja jenis senyuman? Bagaimana agar saya bisa melatih diri untuk terbiasa tersenyum? Terus, bagaimana strategi membangun merek diri?” saya memberondong Pak Effendi dengan beberapa pertanyaan sekaligus.
“Kamu sudah baca buku Branding You with Your Smile sampai selesai belum?”
“Belum Pak,” jawabku jujur.
“Nah, kamu selesaikan dulu. Semua pertanyaanmu akan terjawab di buku itu. Oke? Gitu dulu ya, sekarang sudah malam, saatnya kamu tidur. Saya pulang dulu, lain kali obrolan ini kita lanjutkan lagi. Selamat malam!”
“Oke Pak, terima kasih untuk waktu Bapak. Hati-hati di jalan dan titip salam buat istri dan putra-putri Bapak di rumah.”
Saya mengantar Pak Effendi sampai di depan rumah saya, Beliau masuk mobil dan melaju meninggalkan saya.
Saya penasaran mengapa senyuman bisa digunakan untuk membangun citra diri. Ingin segera mengetahui jawaban lewat buku Branding You with Your Smile. Namun, malam hari ini, saya perlu istirahat dulu. Tidak adil rasanya kalau memaksakan diri. Selamat tidur buku, kita akan ketemu esok pagi!

(Sebuah diskusi dalam imajinasi saya bersama XL. Effendi Budi P, penulis buku Branding You with Your Smile.)


[1] Branding You with Your Smile hal. 21, XL. Effendi Budi P, Gradien Books Yogyakarta
.

Tidak ada komentar:

SELAMAT DATANG

[blog ini berisi tulisan, karya, dan pemaknaan terhadap perjalanan hidup saya]

Yang telah terbit:..

 

brankas coretan:..


Buku Tamu:


Free shoutbox @ ShoutMix

Jumlah Pengunjung

Powered By Blogger